Pengertian Komunikasi
Carl I. Hovland
Komunikasi adalah suatu proses yang
memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan
lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
Bernard Barelson & Garry A. Steiner
Komunikasi adalah proses transmisi informasi,
gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol,
kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb.
Colin Cherry
Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak
saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan
komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan
dan pembangkitan balasannya.
Definisi komunikasi : Menurut Forsdale (1981) seorang ahli pendidikan
terutama ilmu komunikasi : Dia menerangkan dalam sebuah kalimat bahwa
“communication is the process by which a system is established, maintained and
altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi
adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan
tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan
aturan.
Analisis : Komunikasi adalah sebuah cara
yang digunakan sehari-hari dalam menyampaikan pesan/rangsangan(stimulus) yang
terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih. Dimana
satu sama lain memiliki peran dalam membuat pesan, mengubah isi dan makna,
merespon pesan/rangsangan tersebut, serta memeliharanya di ruang publik. Dengan
tujuan sang “receiver” (komunikan) dapat menerima sinyal-sinyal atau pesan yang
dikirimkan oleh “source” (komunikator).
Unsur Komunikasi
a. Lingkungan komunikasi
Lingkungan (konteks) komunikasi
memiliki 3 (tiga) komponen penting yaitu :
§ Fisik
ruang dimana komunikasi berlangsung yang
nyata atau berwujud. Maksudnya adalah komunikasi bersifat nyata dan real
sehingga dikatakan mempunyai tampilan fisik, baik berupa suara maupun
gerakan-gerakan sebagai tanda.
§ Sosial-psikoilogis
meliputi, misalnya tata hubungan status di
antara mereka yang terlibat, peran yang dijalankan orang, serta aturan budaya
masyarakat di mana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga
mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formalitas atau informalitas,
serius atau senda gurau
§ Temporal
(waktu)
mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau
sejarah dimana komunikasi berlangsung.
Ketiga komponen komuniasi tersebut saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya, masing-masing mempengaruhi dan
dipengaruhi.
b. Enkoding-Dekoding
Dalam
ilmu komunikasi kita menamai tindakan menghasilkan pesan (misalnya, berbicara
atau menulis) sebagai enkoding (encoding). Dengan
menuangkan gagasan-gagasan kita ke dalam gelombang suara atau ke atas selembar
kertas, kita menjelmakan gagasan-gagasan tadi ke dalam kode tertentu. Jadi,
kita melakukan enkoding.
Kita
menamai tindakan menerima pesan (misalnya, mendengarkan atau membaca) sebagai
dekoding (decoding). Dengan menerjemahkan gelombang suara atau
kata-kata di atas kertas menjadi gagasan, anda menguraikan kode tadi. Jadi,
anda melakukan dekoding. Oleh karenanya kita menamai pembicara atau penulis
sebagai enkoder (encoder), dan pendengar atau
pembaca sebagai dekoder (decoder). Seperti
halnya sumber-penerima, kita menuliskan enkoding-dekoding sebagai satu kesatuan
yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa anda menjalankan fungsi-fungsi ini
secara simultan. Ketika anda berbicara (enkoding), anda juga menyerap tanggapan
dari pendengar (dekoding).
c. Sumber Penerima
Sumber
penerima sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa
setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (komunikator) kaligus
penerima (komunikan). Anda mengirimkan pesan ketika anda berbicara, menulis,
atau memberikan isyarat tubuh. Anda menerima pesan dengan mendengarkan,
membaca, membaui, dan sebagainya.
Tetapi, ketika anda mengirimkan pesan, anda juga menerima pesan. Anda
menerima pesan anda sendiri (anda mendengar diri sendiri, merasakan gerakan
anda sendiri, dan melihat banyak isyarat tubuh anda sendiri) dan anda menerima
pesan dari orang lain (secara visual, melalui pendengaran, atau bahkan melalui
rabaan dan penciuman). Ketika anda berbicara dengan orang lain, anda
memandangnya untuk mendapatkan tanggapan (untuk mendapatkan dukungan,
pengertian, simpati, persetujuan, dan sebagainya). Ketika anda menyerap isyarat-isyarat
non-verbal ini, anda menjalankan fungsi penerima.
d. Kompetensi Komunikasi
Kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan
anda untuk berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989).
Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks) dalam mempengaruhi kandungan (content) dan bentuk pesan komunikasi (misalnya,
pengetahuan bahwa suatu topik mungkin layak dikomunikasikan kepada pendengar
tertentu di lingkungan tertentu, tetapi mungkin tidak layak bagi pendengar dan
lingkungan yang lain). Pengetabuan tentang tatacara perilaku nonverbal
(misalnya kepatutan sentuhan, suara yang keras, serta kedekatan fisik) juga
merupakan bagian dari kompetensi komunikasi.
Dengan meningkatkan kompetensi anda, anda
akan mempunyai banyak pilihan berperilaku. Makin banyak anda tahu tentang
komunikasi (artinya, makin tinggi kompetensi anda), makin banyak pilihan, yang
anda punyai untuk melakukan komunikasi sehari-hari. Proses ini serupa dengan
proses mempelajari perbendaharaan kata: Makin banyak kata anda ketahui
(artinya, makin tinggi kompetensi perbendaharaan kata anda), makin banyak cara
yang anda miliki untuk mengungkapkan diri.
e. Umpan Balik/ Feed Back
Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan
balik ke sumbernya. Umpan balik dapat berasal dari anda sendiri atau dari orang
lain. Dalam diagram universal komunikasi tanda panah dari satu sumber-penerima
ke sumber-penerima yang lain dalam kedua arah adalah umpan balik. Bila anda
menyampaikan pesan misalnya, dengan cara berbicara kepada orang lain anda juga
mendengar diri anda sendiri. Artinya, anda menerima umpan balik dari pesan anda
sendiri. Anda mendengar apa yang anda katakan, anda merasakan gerakan anda,
anda melihat apa yang anda tulis.
Selain umpan balik sendiri ini, anda menerima
umpan balik dari orang lain. Umpan balik ini dapat datang dalam berbagai
bentuk: Kerutan dahi atau senyuman, anggukan atau gelengan kepala, tepukan di
bahu atau tamparan di pipi, semuanya adalah bentuk umpan balik.
f. Gangguan
Gangguan (noise) adalah
gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan. Gangguan menghalangi penerima
dalam menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan. Gangguan dikatakan ada
dalam suatu sistem komunikasi bila ini membuat pesan yang disampaikan berbeda
dengan pesan yang diterima.
Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik (ada
orang lain berbicara), psikologis (pemikiran yang sudah ada di kepala kita),
atau semantik (salah mengartikan makna).
Tabel dibawah menyajikan ketiga macam
gangguan ini secara lebih rinci.
Macam
|
Definsi
|
Contoh
|
Fisik
|
Interferensi dengan transmisi fisik isyarat
atau pesan lain
|
Desingan mobil yang lewat, dengungan
komputer, kacamata
|
Psikollogis
|
Interferensi kognitif atau mental
|
Prasangka dan bias pada sumber-penerima,
pikiran yang sempit
|
Semantik
|
Pembicaraan dan pendengar memberi arti yang
berlainan
|
Orang berbicara dengan bahasa yang berbeda,
menggunakan jargon atau istilah yang terlalu rumit yang tidak dipahami
pendengar
|
Gangguan dalam komunikasi tidak
terhindarkan. Semua komunikasi mengandung gangguan, dan walaupun kita tidak
dapat meniadakannya samasekali, kita dapat mengurangi gangguan dan dampaknya.
Menggunakan bahasa yang lebih akurat, mempelajari keterampilan mengirim dan
menerima pesan nonverbal, serta meningkatkan keterampilan mendengarkan dan
menerima serta mengirimkan umpan balik adalah beberapa cara untuk menanggulangi
gangguan.
g. Saluran
Saluran komunikasi adalah media yang dilalui
pesan. Jarang sekali komunikasi berlangsung melalui hanya satu saluran, kita
menggunakan dua, tiga, atau empat saluran yang berbeda secara simultan. Sebagai
contoh, dalam interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengarkan (saluran
suara), tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat ini
secara visual (saluran visual). Kita juga memancarkan dan mencium bau-bauan
(saluran olfaktori). Seringkali kita saling menyentuh, ini pun komunikasi
(saluran taktil).
h. Pesan
Pesan dalam komunikasi dapat mempunyai banyak
bentuk. Kita mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu atau
kombinasi tertentu dari panca indra kita. Walaupun biasanya kita menganggap
pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau tertulis), ini bukanlah
satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara nonverbal (tanpa
kata). Sebagai contoh, busana yang kita kenakan, seperti juga cara kita
berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala, menyisir rambut, duduk, dan.
tersenyum. Pendeknya, segala hal yang kita ungkapkan dalam melakukan
komunikasi.
Sumber :
Komunikasi dalam organisasi sangat penting
karena dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang
lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam
bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja
antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi
secara lebih terperinci.
Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui
komunikasi harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita
(receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja,
tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan
diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai
tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.
Akan tetapi dalam prakteknya proses
komunikasi harus melalui tahapan-tahapan yang kadang-kadang tidak begitu mudah.
Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
· Ide (gagasan) => Si Sender
·
Perumusan
Dalam perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.
Dalam perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.
·
Penyaluran (Transmitting)
Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau
isyarat
·
Tindakan
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
·
Pengertian
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan tadi menjadi ide si receiver.
·
Penerimaan
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).
Dalam membina kerja sama dalam kelompok
inilah yang nantinya digunakan dalam rangka membina koordinasi organisasi
kesatuan gerak dan arah yang sesuai dengan arah dan tujuan organisasi. Agar
tercapai koordinasi dalam kerjasama pada organisasi itu sangat penting
dilaksanakannya komunikasi yang setepat-tepatnya dan seefektif mungkin sehingga
koordinasi dan kerjasama benar-benar dapat dilaksanakan setepat-tepatnya juga.
Suatu keputusan adalah rasional secara
sengaja bila penyesuaian-penyesuaian sarana terhadap hasil akhir dicoba dengan
sengaja oleh individu atau organisasi, dan suatu keputusan adalah rasional
secara organisasional bila keputusan diarahkan ke tujuan-tujuan individual. Pengambilan
keputusan juga sangat memerlukan komunikasi yang setepat-tepatnya, karena dalam
akhir dari pengambilan keputusan tersebut hendaknya juga merupakan pencerminan
dari adanya koordinasi dan kerjasama yang tercipta dalam lingkungan perusahaan
atau lingkungan organisasi.
Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian
pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan tercapai
persepsi atau pengertian yang sama.
Berikut ini adalah hambatan – hambatan dalam Komunikasi :
Berikut ini adalah hambatan – hambatan dalam Komunikasi :
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
• Hambatan dari pengirim pesan, misalnya
pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal
ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
• Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang
dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang
dipergunakan terlalu sulit.
• Hambatan media, adalah hambatan yang
terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan
aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
• Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan
terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
• Hambatan dari penerima pesan, misalnya
kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka
tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
• Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan
yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan
interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi
yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan
kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi
kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau
berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang
mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang
berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
Klasifikasi Komunikasi Dalam Organisasi
Di bawah ini ada beberapa klasifikasi
komunikasi dalam organisasi yang di tinjau dari beberapa segi:
1. Dari segi sifatnya :
a. Komunikasi
Lisan è
komunikasi yang berlangsung lisan / berbicara.
contoh:
ngobrol, presentasi
b. Komunukasi
Tertulis è
komunikasi melalui tulisan.
contoh:
sms, email
c.
Komunikasi Verbalè
komunikasi yang dibicarakan/diungkapkan.
contoh:
ngobrol, curhat
d.
Komunikasi Non Verbalèkomunikasi yang tidak dibicarakan(tersirat).
contoh:
orang yang grogi gemetar tubuhnya
2. Dari segi arahnya :
a. Komunikasi Ke atas è komunikasi dari bawahan ke atasan
b. Komunikasi Ke bawahè komunikasi dari atasan ke bawahan
c. Komunikasi Horizontal è komunikasi ke sesama manusia / setingkat
d. Komunikasi Satu Arahè pemberitahuan gempa melalui BMKG(tanpa ada timbal balik)
e. Komunikasi Dua Arah èberbicara dengan adanya timbal balik/ saling berkomunikasi
3. Menurut Lawannya :
b. Komunikasi Ke bawahè komunikasi dari atasan ke bawahan
c. Komunikasi Horizontal è komunikasi ke sesama manusia / setingkat
d. Komunikasi Satu Arahè pemberitahuan gempa melalui BMKG(tanpa ada timbal balik)
e. Komunikasi Dua Arah èberbicara dengan adanya timbal balik/ saling berkomunikasi
3. Menurut Lawannya :
a. Komunikasi Satu Lawan Satu è berbicara dengan lawan bicaras yang sama
banyaknya.
Contoh :berbicara melalui telepon
b. Komunikasi Satu Lawan Banyak (kelompok)è berbicara
antara satu orang dengan
suatu kelompok. Contoh : introgasi maling dengan kelompok hansip
c. Kelompok Lawan Kelompokè berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok
c. Kelompok Lawan Kelompokè berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok
lain.
Contoh : debat partai politik.
4. Menurut Keresmiannya :
a. Komunikasi Formalè komunikasi yang berlangsung resmi.cth: rapat
pemegang saham.
b. Komunikasi Informalèkomunikasi yang tidak resmi, cth : berbicara antara teman.
b. Komunikasi Informalèkomunikasi yang tidak resmi, cth : berbicara antara teman.
http://bungadit.blogspot.com/2009/11/klasifikasi-komunikasi-dalam-organisasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar