Total Tayangan Halaman

Rabu, 21 November 2012

Kepemimpinan


Pengertian Kepemimpinan
     Dalam suastu organisasi kepemimpinan merupakan factor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi.
    Kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu(Thoha, 1983:123). Sedangkan menurut Robbins(2002:163) Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela,penuh semangat,ada kegembiraan batin,serta merasa tidak terpaksa.
  Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi prilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang didalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengaruhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utama seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin harus mampu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya un tuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang positif dalam usaha mencapai tujuan.

Tipe Pemimpin
1. Tipe Kharismatis
               Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
2. Tipe Paternalistis/Maternalistik
1.    Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang keapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut:
·    mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan,
·        mereka bersikap terlalu melindungi,
·        mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri,
·  mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif,
·    mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri,
·        selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
 Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.
3. Tipe militeristik
    Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter.
    Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah:
1.   lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana,
2.    menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan,
3.    sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan,
4.    menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya,
5.    tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya,
6.    komunikasi hanya berlangsung searah.
4. Tipe Otokratis (Outhoritative, Dominator), kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
·        mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi,
·        pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal,
·        berambisi untuk merajai situasi,
·        setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri,
·        bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan,
·    semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi,
·        adanya sikap eksklusivisme,
·        selalu ingin berkuasa secara absolut,
·        sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku,
·        pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
5. Tipe Laissez Faire
     Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.

6. Tipe Populistis
    Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.

7. Tipe Administratif/Eksekutif
   Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.

8. Tipe Demokratis
    Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
   Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.

Teori Timbulnya Kepemimpinan
Di antara berbagai teori yang menjelaskan sebab-sebab timbulnya kepemimpinan terdapat tiga teori yang menonjol, yaitu :
1.    Teori Keturunan (Heriditary Theory)
2.   Teori Kejiwaan (Psychological Theory)
3.   Teori Lingkungan (Ecological Theory)
 Masing – masing teori dapat dikemukakan secara singkat :
1.    Teori Keturunan, Inti daripada teori ini, ialah :
1.    Leaders are born not made.
2.    Seorang pemimpin menjadi pemimpin karena bakat – bakat yang dimiliki sejak dalam kandungan.
3.    Seorang pemimpin lahir karena memamng ditakdirkan. Dalam situasi apapun tetap muncul menjadi pemimpin karena bakat-bakatnya
2.   Teori Kejiwaan
·        Leaders are made and not born.
·        Merupakan kebalikan atau lawan dari teori keturunan.
·        Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui proses pendidikan dan pengalaman yang cukup.
3.   Teori Ekologis
·        Timbul sebagai reaksi terhadap teori genetis dan teori social.
·        Seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin, apabila pada waktu ahir telah memiliki bakat, dan bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui proses pendidikan yang teratur dan pengalaman.
·        Teori ini memanfaatkan segi-segi positif teori genetis dan teori social.
·        Teori yang mendekati kebenaran.

Teori Kepemimpinan Berdasarkan Sifat
        Di tinjau dari segi sejarah, pemimpin atau kepemimpinan lahir sejak nenek moyang, sejak terjadinya hubungan kerjasama atau usaha bersama antara manusia yang satu dengan dengan manusia yang lain untuk menjapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Jadi kepemimpinan lahir bersama – sama timbulnya peradaban manusia.
Machiavelli
Ia terkenal tentang nasehatnya mengenai kebijaksanaan yang harus dimiliki oleh seorang Perdana Mentri, yaitu antara lain harus mempunyai keahlian dalam :
Upacara – upacara ritual, kebaktian keagamaan
1.    Peratuaran dan perundang – undangan
2.   Pemindahan dan pengangkutan
3.   Pemberian honorium/pembayaran dan kepangkatan
4.   Upacara – upacara dan adat kebiasaan.
5.   Pemindahan pegawai untuk menhindarkan kegagalan
6.   Bertani dan pekerjaan lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar